This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 19 Maret 2017

Implikasi Pendidikan dalam Tahap Perkembangan dan Pemahaman


Kelompok 4, Psikologi Pendidikan.

Bagaimana Implikasi Pendidikan dalam Tahap Perkembangan

1.      Masa kanak-kanak (masa prasekolah) usia 2-6 tahun

Pada periode ini suasana pendidikan yang baik dan tepat adalah dalam suasana kekeluargaan dan dengan prinsip asih(mengasihi), asah(memahirkan), dan asuh(membimbing). Anak dapat bertumbuh dengan baik jika mendapatkan perlakuan kasih sayang, pengasuhan yang penuh pengertian dan dalam situasi damai dan harmoni. Kegiatan pembelajaran itu bagaikan kegiatan-kegiatan yang disengaja, namun sekaligus alamiah seperti bermain “ditaman” bermain sambil belajar yang memungkinkan anak belajar dalam dunia permainan yang dapat memperluas pengetahuan dan sosial antar sesama.

Pembelajaran pada anak usia dini dapat dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode yaitu:

1.      Bercerita: bercerita sebaiknya diberikan semenarik mungkin dan membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah cerita selesai.

2.      Bernyanyi: bernyanyi adalah kegiatan dalam melagukan pesan-pesan yang mengandung unsur pendidikan. Bernyanyi dapat menumbuhkan rasa estetika.

3.      Berdarmawisata: kunjungan secara langsung ke obyek-obyek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang dibahas di lingkungan kehidupan anak.untuk melihat, mendengar, merasakan, mengalami langsung berbagai keadaan atau peristiwa di lingkungannya. Bisa berdarmawisata ke pasar, sawah, pantai, kebun, dan lainnya.

4.      Bermain peran: merupakan kegiatan menirukan perbuatan orang lain disekitarnya. Hal ini dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan anak.

5.      Peragaan/Demontrasi: kegiatan dimana tenaga pendidik/tutor memberikan contoh terlebih dulu, kemudian ditirukan anak-anak. Hal ini dapat melatih keterampilan dan cara-cara yang memerlukan contoh yang benar.

6.      Pemberian tugas: merupakan metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan tuntas.

7.      Latihan: kegiatan melatih anak untuk menguasai khususnya kemampuan psikomotorik yang menuntuk kooardinasi antara otot-otot dengan mata dan otak. Latihan diberikan sesuai dengan langkah-langkah secara berurutan.



2.      Masa kanak-kanak Akhir ( usia 6-12 tahun)

Pada periode ini, tahap kognitif anak usia SD sudah berada pada tahap operasional-konkret.

Mereka mampu berpikir logis tentang suatu objek dan kejadian, mampu mengklarifikasi objek, dan menguasai konversi jumlah dan berat.

Beberapa cara pembelajaran yang diharapkan untuk para pendidik dalam pengajaran anak usia SD:

·      Cara pembelajaran yang lebih terbuka, lansung memberikan kesempatan anak berperan dalam mengoptimalkan perkembangan fisik, kognitif dan moral mereka.

·      Program pembelajaran yang fleksibel dan tidak kaku serta membedakan perbedaan individu, tidak monoton.

·      Menerapkan banyak alat peraga ataupun objek dalam pembelajaran.

·      Memuji anak ketika mereka berhasil mengerjakan sesuatu dengan baik dan menyemangati mereka bila belum melakukan sesuatu secara optimal.

·      Menyampaikan segala sesuatu yang baik dalam pembelajaran karena pada periode ini, anak usia SD akan patuh pada orang yang dihormati.

·      Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah.

·      Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan,mendorong rasa ingintahu mereka.

·      Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak,tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lain.



3.      Masa Remaja (adolescense) 11/12 tahun – 18/24 tahun

Pada tahap ini, peserta didik sudah mampu berpikir abstrak dan logis, dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual.

Cara berfikir kausatif. Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. Peserta didik sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan terima jika dilarang melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa diberikan penjelasan yang logis.

Masa remaja awal ini merupakan puncak emosionalitas bagi peserta didik, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama ogran seksual mempengaruhi perkembangan emosi dan dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta. Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa, emosinya bersifat negatif dan tempramental.

Pada tahap ini masa SMP dan SMA juga termasuk dalam periode adolscense ini

Pada Periode ini, Implikasi Pendidikan yang baik dan Tepat bagi Peserta Didik (SMP) yaitu, antara lain:

1.      Bahwa belajar akan bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat peserta didik . Pembelajaran  akan berhasil kalau penyusun silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan serta karakteristik peserta didik  sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal.

2.      Guru mampu meramu pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik yang dipadukan dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran, sehingga akan dapat membantu peserta didik untuk melalukan eksplorasi dan elaborasi dalam rangka membangun konsep.

3.      Guru harus memberi materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang para peserta didik merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk mempelajarinya.

4.      Berikan penguatan kepada peserta didik, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika sering diberikan kepada peserta didik. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.

5.      Guru mendorong peserta didik untuk berfikir, melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dan mendorong peserta didik untuk bertanya sesama teman.

6.      Perlunya disiapkan program pendidikan atau bimbingan yang memfasilitasi perkembangan kemampuan berpikir peserta didik (remaja).

7.      Orang tua harus mampu menangani masalah si anak (Peserta didik) dengan melakukan pendekatan yang baik, bukan dengan memarahi atau yang dapat membuat si anak tidak mau menceritakan masalah nya kepada orang tua sendiri, sehingga pada akhirnya si anak akan mengambil keputusan sendiri, dan salah mengambil keputusan.

Guru memberikan tugas-tugas kepada peserta didik yang terarah pada pelatihan kemampuan mengklasifikasi, menganalisis, memprediksi, dan menciptakan

Implikasi Pendidikan untuk anak usia SMA

Beberapa ciri yang kita harus tahu terlebih dahulu yang terjadi di usia ini ialah :

-          Aktifnya hormone seksual

-          Emosi yang tidak stabil,berubah-ubah dan cenderung meledak- ledak.

-          Mulai tertarik atau berteman dengan lawan jenis

Adapun dilihat dari perkembangan kognitifnya ialah operasional.

-          Mampu berfikir logil mengenai suatu yang abstrak

-          Menaruh perhatian tentang masa depan,konsep,hipotesis

-          Pola pikir cenderung egoisentris

-          Perkembangan identitas diri (biasanya ia mencara idolanya atau tokoh yang ia senangi)

Pada periode ini motivasi merupakan tenaga dorong untuk :

·         Mencari dan menemukan nformasi mengenai hal hal yang dipelajari

·         Menyerap informasi dan mengolahnya

·         Mengubah informasi yang di dapat menjadi suatu hasil

·         Menerapkan hasil ini dalam kehidupan

Agar motivasi ini dapat terpelihara pendidik perlu menciptakan suasana belajar yang positif dan menyajikan langkah langkah  yang mendorong peserta didik untuk ingin belajar dan ingin menerapkan hal hal yang dipelajari , seperti:

Menciptakan Suasana Belajar Yang Positif

·         Pengajar menciptakan suasana pemecahan masalah orang dewasa di dalam kelas

·         Pengajar bersifat empatik , dengan menunjukan bahwa pengajar memahami situasi , perasaan dan kebutuhan peserta didik

·         Pengajar berperilaku sebagai dirinya sendiri , tidak perlu berpura pura atau berlagak profesional. Membuka diri dan membagi pengalaman sebagai ilustrasi atau contoh ide ide dapat besar manfaatnya, dan dapat membantu empati

·         Pengajar memusatkan masalah pada kebutuhan dan masalah masalah peserta didik , bukan pada hal hal yang ditentukan sebelumnya.

·         Kegiatan kegiatan harus dirancang sedemikian rupa sehingga memperjelas tujuan belajar masing masing peserta dan membantu mereka untuk merenanakan penerapannya

·         Tidak selalu memakai metode punishment karena dimasa ini mereka sudah mengenal mana yang baik dan mana yang tidak baik. Lebih membuat briefing atau arahan motivasi kepada mereka agar bisa mencapai apa yang mereka inginkan di masa depan. Terutama pada orang yang disekitar mereka.

·         Biarkan mereka mengeluarkan bakat seni atau potensi-potensi dalam diri mereka. Masa SMA ini biasanya aktif dengan ekstrakulikuler. Peran yang harus diambil ialah mendukung mereka dan memberikan masukan yang positif serta arahan. Dan berikan pengertian apa yang terjadi jika mereka terlalu fokus dengan kegiatan tersebut pada konsentrasi belajar mereka.




Sabtu, 04 Maret 2017

Contoh Belajar(Teori Classical Conditioning,Operant Conditioning dan Kognitif)

       Lerning/pembelajaran ialah suatu perubahan perilaku yang relative permanen

yang dibentuk melalui pengalaman. Namun, tidak semua peruahan perilaku

merupakan hasil belajar. Perubahan perilaku karena obat,kelelahan dan luka bukan

termasuk belajar.

Pengkondisian Klasik

Tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau

mengasosiasikan stimuli netral menjadi diasosiasikan dengan stimuli bermakna

dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan respon yang serupa. Seperti

Ivan Pavlov yang menguji anjingnya dengan bunyi bel.

Pengkondisian Operan

Tipe belajar dimana konsekuensi dari perilaku mengarah pada perubahan

probabilitas terjadinya perilaku. Ada 3 macam konsekuensi ; penguat

positif,penguat negative dan punishment/ hukuman.

Penguat positive biasanya menggunakan reward

Penguat negative berupa shaping (membentuk prilaku)

Punishment/hukuman biasanya menyakitkan dan dapat menimbulkan rasa

traumatic atau dendam.

Pendekatan Kognitif

Belajar ialah proses mental aktif yang memperoleh mengingat dan menggunakan

pengetahuan.

Sebelumnya ini adalah tugas kelompok 4 yang akan memberikan contoh dari

masing-masing pembelajaran berdasarkan pengalaman pribadi.

1. Muftiyanti Arishwandini (16-065)

Classical conditioning : Saya memiliki adik yang ketika berusia 3

tahun tiba-tiba diserang oleh kumbang yang menyebabkan luka-luka

pada tangannya. Sebelumnya ia tidak takut oleh kumbang namun

setelah kejadian tersebut dia akan berteriak dan menangis setiap kali

melihat kumbang.

Operant conditioning : ketika umur 6 tahun saya diajarkan sholat,

seelah berusia 10 tahun orang tua saya mengharuskan saya untuk

sholat 5 waktu jika saya tidak ingin maka saya akan dimarahi oleh

orangtua dan saya tidak suka di marahi sampai saya melakukan

sholat 5 waktu setiap kali disuruh. Sekarang saya akan melakukan

sholat 5 waktu walau tanpa disuruh orang tua.


2. Rhesya Nurvianty (16-029)

Classical Conditioning:

Ketika saya kelas 5 Sekolah Dasar, saat sedang menonton televisi,

saya mendengar suara klakson sepeda motor dari luar rumah yang

ternyata adalah suara klakson sepeda

motor ayah. Saya kemudian membukakan pintu gerbang supaya

ayah bisa masuk. Keesokan harinya, Saya mendengar suara klakson

sepeda motor lagi dan saya lalu bergegas menuju pintu gerbang

untuk membukanya.

Operant Conditioning:

Suatu hari ketika saya dating terlambat ke sekolah, bu guru

memberikan hukuman kepada saya yang mengharuskan saya berdiri

di depan kelas sampai bel waktu istirahat berbunyi. Sejak saat itu,

saya tidak pernah lagi datang terlambat ke sekolah.

Kognitive Conditioning:

Ketika saya masih kecil, ibu saya selalu menghidupkan musik di pagi

hari dengan volume yang cukup kuat supaya anak-anaknya cepat

bangun. Karena hal itu, saya selalu bangun pagi sampai saat ini.


3. Angel Muliana Tumanggor (161301074)

TEORI CLASSICAL CONDITIONING

- Ketika saya masih kecil saya, saya mendengar suara bel yang

dihasilkan oleh penjual eskrim saya akan merasa haus dan berlari

mengejar penjual eskrim tersebut

- Saat ibu saya memasak makanan kesukaan saya dan saya

mencium aroma masakan tersebut maka saya tiba-tiba merasa

lapar

TEORI OPERANT CONDITIONING

- Saya akan dimarahi oleh orangtua saya jika saya pulang malam

tanpa memberi kabar kepada orangtua saya

TEORI KOGNITIF

- Ketika ibu saya mengajari saya memasak maka saya akan

mengingat ajaran itu di lain waktu


4. Shyntia Eka Putri Pasaribu (16-073)

Teori kognitif: belajar di pandang sebagai upaya untuk memperoleh

informasi atau pengetahuan baru melalui proses pengolahan informasi

dan akhirnya informasi tersebut disimpan dalam memori jangka

panjang, yang pada suatu ketika informasi tersebut dapat di panggil

kembali jika diperlukan.

- Pada saat saya mengikuti kegiatan workshop debat, dimana di dalam

acara tersebut ada perkenalan dengan kaka-kaka senior saya di

perkuliahan yang memiliki prestasi di dalam rangka perdebatan, saya

memiliki keyakinan untuk bias seperti mereka. Dan akhirnya di acara

terakhir yaitu percobaan debat, saya tertantang ikut serta sebagai

peserta untuk mengasah kemampuan saya sedikit demi sedikit.

- Waktu SD saya belajar reaksi kimia fotosintesis, dimana sang guru

menjelaskan reaksi kimia tersebut dengan metode pembelajaran

menggunakan bahan bergambar. Misal CO2, gambarnya air, dll.

Sehingga jika sampai sekarang ilmu itu akan disinggung, saya tetap

dapat mengingatnya kembali dalam arti saya mengingat nya dalam

memori jangka panjang saya.

Pengkondisian klasikal: adalah tipe pembelajaran di mana suatu

organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli.

Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral di asosiasikan dengan

stimulus yag bermakna dan menimbulkan kapasitas untuk

mengeluarkan respons yang sama.

- Pada saat ayah saya terbangun pada pagi hari, saya selalu di suruh

untuk membuat kopi. Dan pada hari berikutnya tanpa di suruh, saya

langsung membuat kopi kepada ayah saya. Sehingga respon yang

sama yang saya lakukan adalah membuat kopi (CS).

Pengkodisian operant: juga dinamakan pengkondisian instrumental

adalah bentuk pembelajaran di mana konsekuensi-konsekuensi dari

perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan di

ulangi.

- Ketika guru saya di SMA memuji hasil tugas geografi saya dengan

bagus, saya menjadi lebih tertarik untuk berusaha meningkatkan

pengerjaan tugas saya selanjutnya, agar saya mendapat pujian lagi.

- Ayah dan kaka saya akan memberikan saya hadiah, jika ip saya di

semester 2 tetap di atas 3,5. Sehingga itu memotivasi saya untuk

belajar di dalam perkuliahan.

5. Risti Devi Mawarni (16-044)

Contoh Classical Conditioning

Devi dulu paling malas membersihkan rumah , namun abang

Devi kemudian selalu mengajaknya untuk membereskan rumah

setiap jam setengah 6 dan ajakan itu terus dilakukan terus menerus

oleh abang nya sehingga menjadi sebuah kebiasaan bagi Devi ketika

melihat jam sudah mennjukkan angka setengan 6 dia akan langsung

bergegas untuk membereskan rumah.

Contoh Opperant

Dimas sewaktu kecil paling malas untuk meletakkan kembali

piring bekas makannya ke dalam wastafel setiap makan dia akan

langsung pergi meninggalkannya di tempat dia makan , namun pada

suatu hari sang ibu menyuruhnya untuk menaruh piring bekas

makanannya dan memuji nya ketika ia melakukannya, Dimas pun

merasa senang akan pujian itu setiap kali ia melakukannya , dan

pada akhirnya Dimas pun terbiasa melakukan hal itu meskipun sang

ibu tidak memuji nya lagi.

Contoh Kognitiv Conditioning

Devi sangat ingin bisa menaiki sepeda seperti teman teman

sebayanya, lalu dia meminta abang nya untuk mengajari nya

bagaimana mengendarai sepeda. Abangnya pun memberitahu

langkah langkah awal apa saja yang harus dilakukan Devi , ia pun

mencobanya dan ia bisa lantas ia belajar sendiri bagaimana

menguasai sepeda tersebut dengan benar dari penjelasan awal

abang nya tadi.


6. Sri Ulfa (16-040)

Contoh operant conditioning

Positive Reinforcement:

Contoh: didit ingin bergabung dalam tim futsal fakultasnya, ayahnya

kemudian berjanji akan membelikan sepatu baru jika ia berhasil

masuk dalam tim futsal dan menjadi pemain inti. Ketika penyeleksian,

Didit berusaha maksimal untuk bisa bergabung dalam tim tersebut,

hingga pada akhirnya ia berhasil dan mendapat hadiah sepatu baru

dari ayahnya.

Negative Reinforcement:

Contoh: ketika pelajaran matematika, Aswar memilih untuk tidak

masuk sekolah karena gurunya yang galak. Agar tidak mendapat

hukuman dari gurunya, ibu Aswar melampirkan surat keterangan

sakit ke sekolah sebagai alasan bahwa Aswar harus beristirahat di

rumah.

Punishment: memberikan hukuman dan menghilangkan perilaku

yang tidak disenangi.

Contoh: Eki selalu malas membawa baju lab dari rumah ketika akan

praktikum dan lebih memilih untuk meminjam baju lap milik temannya

yang rumahnya tidak jauh dari kampus. Beberapa waktu setelah itu,

ketika ia meminjam lagi baju lab milik temannya, ternyata baju lab

tersebut juga digunakan oleh temannya. Hal ini membuat Eki harus

dikeluarkan dari laboratium karna tidak memakai baju lab, sehingga

pada praktikum selanjutnya ia tidak meminjam punya temannya lagi

melainkan selalu membawa miliknya.

Extinction: hilangnya respon dan beberapa saat waktu tidak lagi

diperkuat, karena itu, tingkah laku tersebut berhenti untuk muncul.

Contoh: Maria adalah seorang anak manja, ia selalu bergantung

kepada ibunya jika akan melakukan sesuatu. Hari pertama sekolah,

ia minta diantar ibunya hingga seminggu penuh. Sampai akhirnya,

ibu maria harus ke kanto, lalu ia berusaha untuk ke sekolah sendiri

walaupun dengan perasaan yang berdebar-debar, keesokan harinya

ia masih sendiri ke sekolah hingga akhirnya ia terbiasa untuk ke

sekolah sendiri.

Classical Conditioning

Contoh: dari pengalaman pribadi

Ketika ayah saya pulang kerja dan saya mendengar suara deru mobil

nya berhenti dibagasi depan rumah, spontan saya langsung

membuka pintu rumah dan menyambut ayah saya.

Contoh kognitif: ketika kita mendengarkan musik yang kita suka,

secara otomatis kita akan hapal dengan liriknya. Dan disaat kita

mendengarkan musik tersebut secara tidak sengaja, maka kita akan

langsung menyanyikan lagu tersebut.


7. Nada Salsabila (16-043)

Classical conditioning

- Hp itu seperti nyawa kedua buat saya. Kemanapun saya pasti selalu

pegang Hp dan ya gapernah lepas kecuali pergi mandi atau sholat

atau belajar. Terlalu banya berinteraksi dengan hp apalagi dunia

social media. Nah karena terus-terusan nih suka main hp jadinya

kalau denger ada suara notification atau nada dering jadi langsung

ngeliat hp padahal gaada apa-apa.

Operant conditioning :

- (penguat positif) waktu itu selesai sholat Nada selalu membaca Al-

qur’an dan mendapati wajah Abi tersenyum sambil memuji. Nada

senang melihat Abi muji sambil senyum jadinya setiap selesai sholat

Nada selalu baca Al-Qur’an.

- (penguat negative) Setiap ada hari kosong atau libur umi selalu

ngajak Nada untuk ta’lim(pengajian) tapi nada males lalu umi bilang

kalau nada tidak mau ikut umi bakal tahan uang jajan Nada karena

umi ngajaknya kesurga bukan ketempat maksiat. Semenjak itu setiap

umi ajak Nada untuk ta’lim nada selalu ikut.

- (hukuman) Waktu Nada masih TK pernah dikasih pr yang soalnya

hidtung-hitungan. Nada lemah dalam matematika dan selalu ga tau

jawabannya. Waktu itu ngerjainnya bareng sama umi alhasil karna

Nada selalu gatau jawabnnya nada dikurung didalam kamar mandi

dan semenjak itu nada gamau belajar sama umi lagi…