MOTIVASI
Apa itu
Motivasi ?
Motivasi adalah proses
memberi semangat, arah dan kegigihan yang membuat individu yang termotivasi memiliki
perilaku yang penuh energi, memiliki tujuan yang pasti, terarah dan tahan lama
(punya komitmen).
Seorang siswa harus memiliki motivasi
dalam hal apapun baik itu motivasi intrinsik ataupun motivasi ekstrinsik karena
jika seorang murid tidak mempunyai motivasi, ia bisa saja tidak punya semangat
atau mudah bosan terhadap segala hal.
Perspektif tentang Motivasi
Berdasarkan
perspektif psikologis, motivasi dijelaskan dengan pemahaman yang berbeda
tergantung dari sudut pandang motivasi tersebut dilihat.
1. Perspektif
Behavioral
Dalam perspektif behavioral, insentif seperti imbalan dan
hukuman dipilih sebagai kunci untuk memberi motivasi pada murid. Insentif adalah
kejadian atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid
dan diharapkan dapat mengarahkan murid melakukan perilaku yang tepat, menambah
minat pada pelajaran tersebut, dan menghindari perilaku yang tidak tepat.
Biasanya insentif yang dipakai oleh guru
adalah pujian, nilai yang baik, tanda bintang dan penghargaan atau pengakuan. Misalnya,
seorang murid yang pintar melukis diberi hadiah berupa permen atau guru
memajang lukisan tersebut didalam kelas.
2. Perspektif
Humanistis
Berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow yaitu hierarki
kebutuhan bahwa kebutuhan individual harus dipenuhi sesuai dengan urutan
sebagai berikut:
1) Fisiologis : rasa lapar (makanan), haus
(minuman),
pakaian, dan waktu yang
cukup untuk tidur
2) Rasa
Aman (safety) : keamanan,
keteraturan, stabilitas,
dan pertahanan hidup seperti
mendapat hak perlindungan dari
perang atau kejahatan
3) Cinta
dan rasa memiliki :
afeksi (kasih sayang), hubungan yang
erat
(relasi),keluarga dan perhatian
dari orang lain
4) Harga
diri (penghargaan) : pengakuan, pencapaian, status,
tanggungjawab
dan reputasi
5) Aktualisasi
diri : realisasi pengembangan diri an
pemenuhan
ideologi
Perspektif humanistis ini menekankan pada peningkatan kapasitas
siswa, kebebasan memilih, dan pengembangan potensi untuk mencapai realisasi
potensi diri.
3. Perspektif
Kognitif
Perspektif ini percaya bahwa pemikiran akan memandu kita
mendapatkan motivasi. Perspektif kognitif juga berkaitan dengan konsep motivasi
kompetensi yaitu ide bahwa orang memiliki motivasi untuk menguasai dunia dengan
menghadapi lingkungan dan memproses informasi secara efisien. Arti penting dari
perspektif kognitif ini adalah penentuan tujuan, perencanaan dan memantau
kemajuan dari perencanaan tersebut.
4. Perspektif
Sosial
Menurut
perspektif sosial motivasi timbul karena adanya kebutuhan
afiliasi atau keterhubungan.
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan
adalah motif berupa
interaksi atau hubungan dengan orang lain secara aman yang membutuhkan
pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan antar personal yang hangat dan
akrab. Misalnya, hubungan antara guru dan murid yang baik akan membuat murid
senang berada disekolah atau ketika seorang murid berinteraksi dengan menghabiskan
waktunya dengan murid lainnya dan menganggapnya sebagai seorang teman.
Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
1. Motivasi
Intrinsik
Motivasi yang berasal dari dalam diri (alami) atau motivasi
internal untuk melakukan suatu hal demi mencapai suatu tujuan. Motivasi ini
dinilai sangat bagus dan salah satu motivasi yang harus dimiliki untuk
mendukung murid dalam proses belajar. Misalnya, seorang murid yang menyukai
mata pelajaran bahasa inggris akan mempersiapkan ujian mata pelajaran bahasa
inggris tersebut dengan baik.
2. Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi
yang berasal dari luar diri atau motivasi imbalan biasanya dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
maksud mendapatkan suatu hal tertentu. Motivasi ini berkaitan juga dengan
insentif. Misalnya, murid akan mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dengan baik untuk
mendapatkan nilai yang baik.
Daftar
Pustaka
Santrock,
John W. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group
0 komentar:
Posting Komentar